Fathul Qorib: Sunnah-Sunnah Shalat
سنن الصلاة
و الصلاة (سننها قبل الدخول فيها شيئان: الأذان) وهو لغةً الإعلامُ، وشرعا ذكرٌ مخصوص للإعلام بدخول وقت صلاة مفروضة. وألفاظه مثنى إلا التكبير أوَّلَه فأربعٌ، وإلا التوحيد آخرَه فواحد؛ (والإقامة) وهي مصدرُ «أقَامَ»، ثم سمي بها الذكر المخصوص لأنه يقيم إلى الصلاة. وإنما يُشرَع كل من الأذان والإقامة للمكتوبة، وأما غيرها فينادى لها «الصلاةُ جَامِعة». (و) سننها (بعد الدخول فيها شيئان: التشهد الأول، والقنوت في الصبح) أي في اعتدال الركعة الثانية منه؛ وهو لغةً الدعاء، وشرعًا ذكرٌ مخصوص، وهو «اللهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ» (1) إلخ. (و) القنوت (في) آخر (الوتر في النصف الثاني من شهر رمضان). وهو كقنوت الصبح المتقدم في محله ولفظِه. ولا تتعين كلمات القنوت السابقة؛ فلو قنت بآية تتضمن دعاءً وقصد القنوت حصلت سنة القنوت
SUNNAH-SUNNAH SHALAT
Kesunnahan sebelum mengerjakan shalat ada dua (2) hal, yaitu:
- Adzan
- Makna asli secara bahasa dari adzan adalah memberitahukan.
- Sedangkan makna adzan secara syariat adalah dzikir tertentu yang ditujukan untuk memberitahukan masuknya waktu shalat fardhu.
- Kalimat yang digunakan untuk adzan harus diulangi dua kali, kecuali kalimat takbir yang ada di permulaan adzan; ia berjumlah empat. Selain itu juga kecuali kalimat tauhid yang ada di akhir adzan, itu hanya diucapkan satu kali.
- Iqamah
- Iqamah merupakan bentuk mashdar dari fi’il aqaama-yuqiimu-iqaamatan.
- Walaupun iqamah ini merupakan mashdar dari aqaama, namun kata iqamah dijadikan satu istilah tertentu di dalam syariat; yaitu digunakan untuk dzikir tertentu.
- Dipilih kata iqamah karena ia bisa mendirikan seseorang untuk mengerjakan shalat.
- Adzan dan iqamah ini hanya disyariatkan untuk memberitahukan shalat-shalat yang fardhu.
- Untuk shalat yang hukumnya bukan fardhu (shalat sunnah), maka cara pemberitahuannya bukan dengan adzan dan iqamah tetapi menggunakan ucapan assholaatu jami’ah.
Kemudian kesunnahan di dalam shalat ada dua (2), yaitu:
- Tasyahud awal.
- Qunut shubuh.
- Qunut yang ada di dalam shalat shubuh ialah qunut yang dilakukan setelah rakaat yang ke-2, dan dilakukan setelah iktidal.
- Secara bahasa, makna asli dari qunut adalah doa.
- Di dalam istilah syariat, qunut bermakna dzikir tertentu.
- Bacaannya adalah: “Allaahummahdiinii fii man hadaiit, wa ‘aafini fii man ‘aafaiit, wa tawallanii fii man tawallaiit, wa baarik lii fii maa a’thooiit, wa qinii syarro maa qodhoiit, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhoo ‘alaiik, wa innahuu laa yadzillu man waalaiit, wa laa ya’izzu man ‘aadaiit, tabaarokta robbanaa wa ta’aalaiit, fa lakalkhamdu ‘alaa maa qodhoiit, astaghfiruka wa atuubu ilaiik”.
- Kesunnahan shalat berikutnya adalah qunut yang dilakukan di akhir shalat witir di pertengahan ke-2 pada bulan ramadhan.
- Qunut yang dilakukan di akhir shalat witir sama dengan qunut yang dilakukan di shalat shubuh, kesamaan itu dalam letak dan juga lafadhnya.
- Untuk mendapatkan kesunnahan qunut tidak diharuskan untuk menggunakan doa yang telah ditulis di atas tadi.
- Qunut boleh dilakukan dengan doa apapun, yang penting di saat berdoa itu seseorang yang qunut niat melakukan qunut.
- Walapun qunut diucapkan dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an yang ayat itu mengandung doa, dan ayat itu dikehendaki untuk berqunut, maka kesunnahan qunut bisa didapatkan.
DOA QUNUT:
Telah diriwayatkan dari A-Hasan bin Ali ra’, beliau berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajariku sebuah kalimat yang hendaknya aku baca ketika witir/ketika qunut witir (kata Ibnu Jawwas), yaitu:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ» [سنن أبي داود:2/ 63 (1425)، وسنن الترمذي:1/ 478 – 479
Sumber: Muhammad bin Qasim al-Ghazi, Fath al-Qarib al-Mujib Fii Syarh Alfaadz Taqriib : al-Qaul al-Mukhtaar Fii Syarh Ghaayah al-Ikhtishar, hlm. 16.
Ditulis oleh Bayu Widianto
Panggang, 20 November 2022