Pendidikan

Pandai Memanfaatkan Waktu

Pandai Memanfaatkan Waktu

Oleh: Bayu Widianto

Waktumu adalah hidupmu, ia seperti es yang akan terus mencair. Maka janganlah engkau membuang waktumu dengan sia-sia. Waktu juga seperti pedang, jika engkau tidak mampu mengendalikannya maka engkau akan ditebas olehnya. Ingatlah nasehat dari baginda Nabi Muhammad Saw yang memerintahkan untuk memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, yaitu:

  • Waktu muda sebelum datang waktu tua.

Para remaja dan pemuda banyak yang lalai dengan masa mudanya. Mereka mengira bahwa mereka akan senantiasa muda terus-menerus, padahal waktu terus berlalu dan kemudaan mereka akan pudar. Mereka lupa bahwa masa-masa muda inilah masa-masa emas di mana banyak sekali kesempatan dan peluang untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan diri. Sampai-sampai Bung Karno pernah mengatakan, “beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia”. Maksudnya adalah bahwa para pemuda ini sungguh sempurna dibandingkan dengan anak-anak dan orang tua. Sempurna? Iya, sempurna akalnya, sempurna pikirannya, dan sempurna tenaganya dalam hal apapun. Dalam hal kecerdasan pemuda tentu ingatannya jauh lebih tajam daripada orang tua. Belajar di masa muda ibarat mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua ibarat mengukir di atas air. Kemudian dalam hal peperangan pemuda juga jauh lebih kuat dibanging anak-anak maupun orang tua. Coba lihat para prajurit TNI baik di dalam maupun di luar negeri, semua prajurit perang tidak ada orang yang tua, hampir semua muda. Hal ini karena pemuda memang dipercaya lebih kuat dari orang tua. Sehingga sangat disayangkan sekali jika para generasi muda gemar membuang-mbuang waktunya, karena nanti ketika mereka sudah tua akan menyesal.

  • Waktu sehat sebelum datang waktu sakit.

Sehebat dan sekuat apapun manusia tak akan bisa menghindar dari sebuah penyakt. Selain itu manusia tidak bisa menentukan jadwal waktu sakitnya, apakah sore hari kah, ataukah siang hari kah, ataukah pagi hari kah, semua kehendak alam yang dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya manusia harus mampu menguasai dan mengatur waktu agar jangan sampai di kala sehat malah tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfat, sehingga ketika jatuh sakit apalagi.

  • Masa kaya sebelum datang masa fakir

Banyak di antara kita diberikan kelapangan rezeki namun salah dalam pengalokaisannya, termasuk harta. Harta adalah karunia dari Tuhan yang hendaknya dipergunakan untuk kebaikan bukan malah digunakan untuk melanggar aturan-aturan Tuhan. Jangan lupa bahwa harta bisa menjadi sebab kebahagiaanmu dan juga bisa menjadi sebab penderitaanmu. Karena saat ini banyak sekali orang lupa terhadap hakikat kehidupan, lupa dengan Yang Menciptakan kehidupan disebabkan dirinya telah ditutupi oleh harta. Padahal harta itu sebenarnya hanyalah hiburan untuk manusia sebelum datangnya kematian.

  • Waktu luang sebelum datang waktu sibuk.

Manusia terkadang lalai ketika memiliki waktu luang sehingga tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apalagi di jaman ini yang semua serba ada dan canggih. Perkembangan tekhnologi yang pesat menjadikan para generasi muda memiliki banyak kesempatan untuk berkarya dan berkreativitas. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa banyak juga di antara mereka yang salah dalam menafsirkan arti daripada lahirnya banyak teknologi, sehingga bukannya hal ini dijadikan sebagai momentum untuk terus berkembang namun malah SDMnya yang dijadikan bahan bullyan oleh teknologi. Buktinya sekarang banyak anak-anak terpedaya oleh pengaruh negatif dari adanya teknologi, mereka nge-game seharian sampai lupa waktu makan, lupa waktu belajar, lupa waktu ibadah, dan lain sebagainya.

  • Waktu hidup sebelum datang kematian.

Manusia itu ada setelah tiada. Tak mungkin manusia yang begitu sempurna ini diciptakan oleh Tuhan tanpa ada tujuan. Tentunya Tuhan tidak menjadikan manusia di bumi ini hanya untuk makan, tidur, kawin, lalu kemudian mati. Sehingga manusia ini memang sangat mulia dan memiliki kedudukan tinggi, lebih tinggi dari hewan. Namun jangan salah, manusia juga memiliki potensi untuk turun derajatnya sama seperti hewan bila mereka lupa akan hakikat kehidupannya. Lantas apa sih hakikat kehidupan manusia itu? Hakikat kehidupan manusia ialah beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai salah satu bentuk syukur atas nikmat-Nya yang diberikan kepadanya. Hal ini harus dilakukan ketika manusia masih dalam keadaan hidup di dunia, sehingga seolah-olah sudah menjadi hukum yang sifatnya memaksa, walaupun hakikat daripada hukum tersebut adalah untuk bersyukur kepada-Nya. Dan manusia yang tidak mau bersyukur sampai datangnya kematian akan berakibat buruk dikemudian hari, yaitu di alam akhirat. Jadi kehidupan manusia ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja, melainkan akan ada kehidupan yang lebih abadi setelah di bumi ini.

Oleh: Bayu Widianto

Panggang, 04 Desember 2022

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button