Jadilah Manusia Ruang
Ada manusia ruang dan ada manusia prabot serta semua orang di dunia ini butuh ruang, dan sudah menjadi filosofi dasar bahwa makhluk hidup itu butuh ruang dan waktu. Hanya sampai di situ filosofi modern, dia belum berkembang. Hal ini kalau dilanjutkan dengan pertanyaan maka siapa ruangnya dan siapa perabotnya. Perbedaan antara perabot dengan ruang adalah kalau perabot itu sangat material tapi kalau ruang itu dia mendekati rohani. Dan kalau kita nanti berbicara mengenai tuan rumah diri kita sendiri maka haraptahu bahwa rumus materi dan rohani itu bukan hanya berbeda tapi terbalik. Kalau uang kita kasihkan ke orang lain maka uang itu berkurang dan kalau kita dikasih uang sama orang lain maka bertambah. Kalau gelas dikasih minuman (materi) maka dia akan penuh dan kalau ditambah lagi maka dia akan luber (amber). Tapi kalau rohani dia tidak akan pernah penuh ketika kita isi berapapun, dan dia tidak akan pernah berkurang ketika kita kurangi seberapapun. Tidak ada guru menjadi lebih bodoh setelah memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Oleh karena itu alangkah baiknya kepribadian kita sangat rohaniyah sehingga kita tidak pernah penuh. Ketika ada pertanyaan mengenai penyakit maka sebenarnya penyakit itu kita harus mengetahui potensinya, dan ada penyakit yang muncul karena kita mengasih ruang dia. Hantu, kerasukan, dan sebagainya itu karena memang kita kasih tempat; hatinya kosong sehingga dimasuki. Kalau 152kita rohaniyah maka dia tidak ada ruang untuk masuk. Kalau kita mulai sakit kanker dikit-dikit dan dokter biasanya tahunya kanker itu kalau sudah stadium 3, tapi kalau baru 1 dan 2 belum ada gejalanya. Nah ketika kita sudah mengetahui ada benih kanker maka jangan kita kasih makanan ke dia. Karena begitu dia dikasih makanan maka dia minta ruang di dalam diri kita yang akhirnya dia nerobos-nerobos merusak daging kita agar supaya dia dapat ruang. Jadi penyakit itu jangan dikasih ruang dan waktu agar dia tidak bisa berkembang, jangan dikasih makanan alias jangan banyak makan. Semakin tidak banyak makan maka semakin baik, dan itu rumusnya sudah jelas bahwa “lapar itu baik, kelaparan sangat buruk, kenyang itu kurang baik, kekenyangan itu buruk sekali”. Jadi inilah manusia ruang dan manusia perabot.Nah manusia ruang ini tidak ada konsepnya dalam pendidikan apapun, tidak ada konsepnya dalam wacana agama maupun apapun. Maksudnya adalah kalau kita mengenal pohon itu lalu begitu dia masuk ke dalam memori kita maka dia menjadi bagian dari diri kita. Begitu kita mengenal sesuatu maka dia menjadi bagian dari diri kita, begitu kita mengenal Allah maka Allah menjadi bagian dari diri kita, artinya kita tidak bisa mencabut lagi memori itu kecuali oleh Allah dibikin lupa. Sebenarnya lebih penting mana antara materi dan rohani? Ini salah satu produk pertanyaannya. Contohnya adalah Rasulullah dan Bung Karno ada dalam fikiran kita maka mereka sudah 153menjadi bagian dari diri kita. Pertanyaan selanjutnya adalah yang lebih abadi itu yang ada di dalam diri kita ataukah yang di luar diri kita? Misalnya suatu hari simbah kita meninggal sehingga diri simbah yang di luar mati, tetapi di dalam diri kita simbah tidak pernah mati, di dalam diri kita Rasulullah tidak pernah mati, di dalam diri kita Bung Karno tidak pernah mati. Inilah indahnya dunia asalkan jangan jadikan dia sebagai Tuhan kita. Jadi kita harus memiliki skala prioritas mana yang abadi dan sejati itu yang nomor satu. Kalau yang agak abadi dan agak sejati itu yang berikutnya, dan ada yang sama sekali tidak abadi dan sama sekali tidak sejati yaitu materialisme. Maka materialisme tidak bisa menjadi andalan, berapapun uang yang kita punya tidak bisa menjadi andalan hidup kita, dan itu tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan karena kebahagiaan ataukah penderitaan itu masalah metode berpikir kita. Orang sekarang ini tidak pernah meningkat kekayaannya meskipun uangnya semakin banyak. Kalau orang punya satu juta dia tidak bisa menikmati satu juta karena di pikirannya sudah ada lima juta. Karena kita di kepala sudah ada banyak konsep sehingga nanti ketika dia punya satu milyar pun di pikirannya ada dua milyar.Nah kalau kita kembalikan kepada manusia ruang dan manusia perabot maka yang namanya HAM itu kan kesadaran perabot banget bukan kesadaran ruang. Tadi sudah dikatakan bahwa begitu pohon kita lihat maka dia menjadi bagian dari hidup kita. Jadi sekarang di 154dalam diri kita ini kan ada seluruh dunia. Pada hakikatnya manusia itu ruang, sehingga kalau mau “man „arafa rabbahu” maka salah satunya yang paling praktis dan efektif adalah menjadi manusia ruang. Karena kalau tidak kita bersaing terus untuk dapat ruang. Jadi sekarang mari kita berpikir bahwa kalau kita ingin „arafa rabbahu maka yang efektif adalah berpikirlah untuk menjadi manusia ruang.
Ditulis oleh Bayu Widianto
Panggang, 21 Oktober 2022