Kitalah Penyebabnya
Mari kita memperhatikan pikiran dan tindakan kita karena pikiran dan tindakan akan membawa pengaruh. Ini biasa disebut sebagai karma. Penjelasan karma ini perlu hati-hati. Kalau dalam Islam disebutkan, “Barangsiapa melakukan kebaikan sekecil apapun dia akan melihat hasilnya. Begitu pula barangsiapa melakukan keburukan sekecil apapun dia akan melihat hasilnya”. Ini merupakan konsekuensi bahwa hidup ini saling berkaitan, yang kita lakukan apa maka itulah yang akan kembali. Kita mengupayakan apa maka itulah yang akan datang. Kalau terori ini kita tarik maka akan jadi teori yang populer, yakni teori of attraction. Teori ini kebalikannya karma, yakni kebaikan sekecil apapun yang kita lakukan akan ada efek yang harus kita tanggung. Maka jangan pernah meremehkan perbuatan baik sekecil apapun atau perbuatan jelek sekecil apapun. Mau kita sadari ataupun tidak dia pasti kembali lagi pada kita. Jangan meremehkan dosa yang kecil-kecil atau kebaikan yang kecil-kecil karena pasti semuanya akan kembali lagi pada kita baik di level diri kita maupun di level alam semesta demi keseimbangan/harmoni, karena alam ini berjalan sesuai harmoni.
Sedangkan kalau reinkarnasi artinya adalah bahwa hidup ini terus berlanjut dan tidak selesai hanya dengan dunia ini. Jadi kalau dalam agama hidup itu tuntas. Ada kalkulasinya kalau dalam Islam. Kalau kita banyak dosa dan salah sehingga mengacaukan harmoni ya besok ada penderitaan yang harus kita tanggung di akhirat meskipun tidak kembali lagi ke dunia seperti konsepnya Hinduisme dan Budhisme. Bahasa kasarnya adalah kebaikan dan kejelekan apapun yang kita lakukan akan kembali lagi pada kita. Itulah karma. Jadi lakukan karma yang baik dan jauhi karma yang jelek. Kalau dalam Islam ada rumus, “sesungguhnya kebaikan dapat menghapus kejelekan”. Jadi kalau kita merasa sudah terlanjur melakukan yang jelek-jelek maka sekarang double mari lakukan kebaikan sebanyak mungkin untuk menetralisir, jangan malah putus asa. Kalau ada hak yang harus kita bayar ya kita bayar.
Kemudian kita harus mengingat fakta bahwa dengan alam saja kita ini satu apalagi dengan manusia. Persaudaraan antar manusia itu sifatnya alamiah. Jadi hakikatnya secara spiritual kita itu satu. Kita adalah jemari dari tangan yang sama, kita adalah pancaran cahaya dari pusat cahaya yang sama. Ada istilah emanasi, yaitu kalau jaman segalanya tidak ada, awalnya kan yang ada satu-satunya hanya Allah. Berarti begitu ada ciptaan itu keluarnya/sumbernya dari Allah/melimpah dari Allah. Kemudian limpahan ini melimpah lagi. Kalau dalam tasawuf limpahan pertama yang paling dekat sama Allah itu nanti yang disebut Nur Muhammad. Jadi kita ini satu sumber, secara spiritual sama, berada di dalam frekuensi dari cahaya yang sama. Maka perbuatan baik itu semakin tinggi kualitasnya kalau bertindak untuk atau sebagai diri banyak orang. Jadi rumus bergaul hubungan antar manusia yang paling luhur itu tidak untuk kepentingannya sendiri tapi pikirkan kepentingan banyak orang syukur-syukur bisa semua orang. Ternyata kalau aku berbuat baik padanya itu sama saja berbuat baik padaku karena aku dan dia satu hakikat. Kalau aku memaki-maki dia sama saja memaki-maki aku sendiri karena aku dan dia satu hakikat. Jadi tindakan kita, mau melakukan apapun kalau bisa cari yang manfaatnya untuk lebih banyak orang, tidak hanya untuk dirimu. Semakin banyak yang dapat manfaat dari tindakan kita maka semakin tinggi kualitas perbuatan kita. Tapi kalau hanya menyenangkan dan membahagiakan diri kita sendiri ya tidak. Makan kalau memang bisa ngajak teman ya diajak saja kecuali memang bekalnya pas-pasan. Apapun yang kita lakukan yok cari manfaat yang untuk lebih banyak orang itu kualitas tindakannya lebih tinggi karena itu sama dengan kita memberi manfaat bagi diri kita sendiri.
Ditulis Oleh Bayu Widianto
Panggang, 22 Oktober 2022