KHUTBAH JUMATNaskah Khutbah Jumat

Khutbah Jumat (Shalat & Kekhusyukan Shalat Itu Prioritas)

SHALAT DAN KEKHUSYUKAN DALAM SHALAT MENJADI PRIORITAS UTAMA

 Dituli oleh : Bayu Widianto

Panggang, 13 September 2024

KHUTBAH PERTAMA

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا, وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Hakikat tujuan hidup seseorang di dunia ini adalah untuk ibadah. Begitu banyak orang salah arti dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga banyak di antara mereka yang hidup hanya berlomba-lomba mencari dunia hingga lupa ibadah. Islam tidak melarang seseorang bekerja banting tulang cari uang. Justru manusia terbaik adalah manusia yang rajin bekerja, namun bila datang waktu shalat ia segera berhenti dari pekerjaannya lalu segera mengerjakan shalat. Sehingga perlu ditekankan bahwa yang tercela di sini adalah sibuk kerja sampai lupa shalat.

Kenapa yang disebut adalah shalat? Bukankah ibadah itu tidak hanya shalat? Bahkan kerja itu juga ibadah.

Kadang-kadang orang salah prioritas dalam hidup ini. Ya, memang ibadah itu tidak hanya shalat. Akan tetapi tanpa shalat ibadah lainnya tidak berarti apa-apa. Shalat adalah ibadah paling penting setelah seseorang bersyahadat. Bahkan shalat adalah tiang dari agama Islam, yang tanpanya bangunan agama Islam akan roboh. Ada sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:

بَيْنَ االْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِوَالْلإيْمَانِ الصّلَاةُ فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَكَ

“Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila seseorang meninggalkan shalat, maka sungguh ia telah melakukan kesyirikan.”(HR. Ath-Thobary dengan sanad shalih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

       Jika kita meninjau hadits di atas jelaslah bahwa kebaikan-kebaikan yang pernah seseorang lakukan akan terhalang untuk dicatat malaikat lantaran ia meninggalkan shalat. Mengerjakan shalat bagaikan kunci tabungan dari sebuah pahala kebaikan. Bagaimana kebaikan dapat masuk ke kotak tabungan jika kuncinya saja belum dibuka. Artinya adalah bagaimana amalan kebajikan seseorang akan dicatat malaikat jika shalat saja ia tinggalkan.

Para hadirin yang semoga dirahmati Allah

Mengerjakan shalat adalah bentuk syukur atas segala karunia yang diberikan Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya. Betapa mahalnya pemberian Allah kepada umat manusia. Meskipun mungkin sebagian orang terlahir miskin harta, tetapi Allah telah menyediakan segala fasilitas untuk mencari harta mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Manusia itu tidak ada yang miskin. Semua manusia itu kaya. Harga salah satu mata seseorang tidak mungkin boleh ditebus dengan ratusan milyar rupiah uang. Belum lagi tangan, kaki, otak, dan lain sebagainya.

Allah juga telah menyediakan di muka bumi ini berbagai kebutuhan manusia, mulai dari lautan dan daratan, sehingga manusia bisa mencari rejeki di dalamnya berupa ikan-ikan, tumbuh-tumbuhan, dan masih banyak lagi. Sehingga sudah pantas bagi manusia untuk bersyukur kepada Allah, dan tidak ada alasan bagi mereka untuk mengingkari atau mendustakan-Nya.

Kembali ke pokok pembahasan bahwa salah satu bentuk syukur yang dapat direalisasikan seorang hamba adalah shalat. Hal ini kembali kami tekankan karena betapa banyak orang yang mengaku muslim saat ini bermudah-mudahan dalam meninggalkan shalat. Padahal shalat ini ibadah paling utama yang menyebabkan diterimanya amalan kebaikan lainnya. Minimal seseorang harus menjaga shalat fardhu yang berjumlah 5 rakaat dalam sehari semalam.

Ada hadits dari Abu Hurairah ra’, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Dari hadits di atas telah jelas bahwa shalat adalah kunci keberhasilan di hari kiamat. Jika shalatnya beres maka semuanya akan beres, begitupun sebaliknya.

Bagi sebagian besar orang menganggap shalat adalah perkara yang berat untuk dilaksanakan. Berdasarkan al-Quran memang shalat itu berat, dikecualikan bagi orang yang khusyuk dan yakin bahwa shalat adalah moment pertemuan seorang hamba kepada Allah di dunia. Allah Ta’ala berfirman:

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ

“Mintalah kalian semua pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya shalat itu sangat berat (dilaksanakan) kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Perkara akhirat adalah perkara yang amat berat sekali, sehingga Allah memerintahkan umat manusia untuk shalat sebagai penolong mereka.

Selain itu Allah Ta’ala juga memberi peringatan pada manusia agar menyembah-Nya semata tanpa mencampuradukkan dengan sesembahan yang lainnya. Termasuk di dalamnya pengharapan dan doa. Hal ini berdasar firman-Nya:

يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ أَرْضِى وَٰسِعَةٌ فَإِيَّٰىَ فَٱعْبُدُونِ

“Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku itu luas, maka sembahlah Aku saja.” (QS. A-Ankabut: 56)

Manusia juga dilarang egois, artinya hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mempedulikan keluarganya. Manusia diperintahkan untuk mengajak keluarganya masing-masing turut serta mengerjakan shalat. Shalat adalah termasuk salah satu kunci surga, shalat juga sebagai resep untuk mencegah kemungkaran. Manusia diperintah untuk menjaga diri dan anggota keluarganya dari siksa api neraka. Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. AT-Tahrim: 6)

Salah satu cara menjaga diri dan anggota keluarga adalah dengan mengerjakan shalat dan memerintahkan kepada mereka semua untuk turut mengerjakannya. Allah Ta’ala berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS.Thaha: 132)

Ada beberapa faedah dari ayat di atas, yaitu:

  1. Perintah Allah untuk mengajak anggota keluarga kita mengerjakan shalat dan bersabar dalam mengerjakannya.
  2. Kalimat “sabar mengerjakan shalat” ada 2 makna, yaitu:
  • Konsisten mengerjakannya sehari semalam 5 waktu shalat tanpa ada yang bolong.
  • Tidak tergesa-gesa ketika mengerjakannya dengan berusaha menjaga kekhusyukan dan tumakninah pada setiap perpindahan gerakan shalat.

Jadi, point utamanya selain konsisten mengerjakan shalat 5 waktu juga tidak tergesa-gesa dalam mengerjakannya.

Ada beberapa tahapan atau tips bagi pemula yang ingin hijrah atau masih kesulitan untuk mengerjakan shalat dan sabar dalam melaksanakannya, yaitu:

  • Bagi orang yang baru belajar shalat usahakan konsisten terlebih dahulu untuk mengerjakan 5 waktu shalat tanpa ada yang bolong.
  • Jika konsisten sudah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya melatih diri untuk konsentrasi, tumakninah, dan khusyuk dalam mengerjakannya.
  • Membangun kesadaran bahwa shalat tidak hanya gerakan badan namun juga keterpautan hati kepada Allah. Sehingga akan paham mana prioritas-prioritas yang harusnya diamalkan terlebih dahulu dalam shalat.
  • Lebih mengutamakan kekhusyukan dan tumakninah dari pada panjangnya bacaan surah setelah al-Fatihah.

 

اَقُولُ قَولِي هَذَا وَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِر الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمَ

 

KHUTBAH KE-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُنَا وَيَرْضَى, أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنِ. اللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلَامَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْكِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. رَبِّنَآ اٰتِنَآ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Download Naskah Khutbah PDF

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button