Belajar Islam
Fathul Qorib: Penjelasan Tentang Sujud Sahwi
أنواع المتروك من الصلاة
فصل (والمتروك من الصلاة ثلاثة أشياء: فرض) ويسمى بالركن أيضا، (وسُنة وهيئة)؛ وهما ما عدا الفرض. وبيَّنَ المصنف الثلاثة في قوله: (فالفرض لا ينوب عنه سجودُ السهو، بل إن ذكره) أي الفرض وهو في الصلاة أتى به وتمت صلاته، أو ذكره بعد السلام (والزمان قريب أتى به، وبنى عليه) ما بقي من الصلاة، (وسجد للسهو). وهو سنة -كما سيأتي- لكن عند ترك مأمور به في الصلاة أو فعل منهي عنه فيها
PENJELASAN TENTANG SUJUD SAHWI
Gerakan atau ucapan yang ditinggalkan dalam shalat ada tiga hal, yaitu:
- Rukun
- Sunnah
- Hai’ah
Pengarang kitab menjelaskan ketiga hal tersebut bahwa:
- Rukun shalat tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi.
- Apabila seseorang meninggalkan rukun shalat, dan dia belum selesai mengerjakan shalat, maka rukun yang ditinggalkan tersebut harus diganti dan rukun-rukun setelah ruku’ dilanjutkan.
- Apabila seseorang yang meninggalkan rukun baru ingat setelah selesai shalat (setelah salam), dan jarak antara salam dan ingatnya hanya sebentar, maka dia boleh kembali mengulangi rukun yang ditinggalkannya, kemudian meneruskan shalatnya hingga selesai, tetapi sebelum salam dia disunnahkan melakukan sujud sahwi.
- Hukum melakukan sujud sahwi adalah sunnah, dan nanti akan dijelaskan mengenai rincian sebab-sebab yang mensunnahkan seseorang melakukan sujud sahwi, namun penjelasan di dalam kitab ini hanya terbatas.
- Apabila seseorang yang shalat meninggalkan gerakan atau ucapan yang sifatnya sunnah, maka dia tidak boleh kembali melakukannya setelah dia sudah melakukan rukun shalat yang setelahnya; contohnya seperti seseorang yang meninggalkan tasyahud awal.
- Apabila seseorang yang lupa mengerjakan tasyahud awal ia kembali duduk setelah ia berdiri, dan dia melakukan hal itu dengan sengaja dan mengetahui keharamannya, maka shalatnya batal. Tetapi apabila seseorang melakukannya dalam keadaan lupa bahwa dia sedang shalat, atau dia tidak mengetahui keharamannya, maka shalatnya tidak batal. Dan setelah dia sadar dan mengetahui, dia diharuskan langsung kembali berdiri.
- Namun hukum tidak diperbolehkan kembali ke sunnah setelah masuk ke rukun, ini hanya berlaku bagi orang yang shalat sendiri; artinya ini tidak berlaku bagi imam.
- Bagi orang yang lupa tidak melakukan tasyahud awal tadi, dia disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum salam.
- Yang dikehendaki pengarang kitab pada kata sunnah di dalam penjelasan ini adalah beberapa sunnah abadh yang berjumlah enam (6), yaitu:
- Tasyahud awal.
- Duduk untuk tasyahud awal.
- Qunut shubuh.
- Qunut witir di pertengahan ke-2 bulan ramadhan.
- Berdiri untuk melakukan qunut.
- Bershalawat kepada Nabi di tasyahud pertama dan bershalawat kepada keluarga Nabi di tasyahud yang terakhir.
- Sedangkan sunnah hai’ah seperti mengucapkan tashbih atau yang lain yang merupakan kesunnahan yang tidak disunnahkan untuk sujud sahwi, maka seseorang yang meninggalkannya tidak diperbolehkan kembali melakukannya. Dan juga tidak disunnahkan melakukan sujud sahwi, baik meninggalkannya sengaja ataupun dalam keadaan lupa.
- Apabila seseorang yang shalat dia lupa dengan jumlah rakaat yang dilakukan, maka dia harus mengambil rakaat yang paling sedikit yang diyakini. Contohnya adalah seperti seseorang yang sedang shalat dan dia ragu apakah rakaat yang dikerjakan tersebut rakaat yang ketiga atau keempat, maka diharuskan mengambil rakaat yang paling sedikit, yaitu rakaat yang ketiga. Dan setelah mengambil rakaat yang paling sedikit, maka nanti dia diharuskan menambah satu rakaat lalu disunnahkan untuk sujud sahwi. Dalam hal ini seseorang tidak boleh mengikuti prasangka kuatnya bahwa dia sedang melakukan shalat rakaat yang keempat. Dan di dalam hal ini juga tidak diperbolehkan mengikuti ucapan orang lain. Seandainya seseorang ragu di dalam rakaatnya, kemudian ada orang lain yang mengatakan bahwa rakaatnya adalah empat rakaat, maka ini ucapannya tidak boleh diikuti; walaupun yang mengucapkan banyak orang lagi terpercaya.
- Hukum melakukan sujud sahwi adalah sunnah.
- Tempat melakukan sujud sahwi adalah sebelum melakukan salam.
- Apabila seseorang yang sedang shalat dia melakukan salam dengan sengaja, dan dia ingat akan kesunnahan yang dia tinggalkan, atau dia salam karena lupa dan jarak antara ingatnya dengan salamnya tersebut lama, maka tempat sujud sahwi ini sudah tidak disunnahkan lagi. Artinya seseorang yang ingin mendapatkan kesunnahan sujud sahwi dia diharuskan melakukannya sebelum salam. Dan apabila selesai salam sedangkan dia tidak segera melakukan sujud sahwi hingga terlewatkan waktu yang lama, maka kesunnahan tersebut tidak dapat dilakukan lagi. Apabila jarak antara dia melakukan sujud sahwi dan salam ini jaraknya sebentar, maka dia masih disunnahkan melakukan sujud sahwi, dan dalam hal ini dia diperbolehkan untuk melakukannya atau meninggalkan melakukan sujud sahwi.
Sumber: Muhammad bin Qasim al-Ghazi, Fath al-Qarib al-Mujib Fii Syarh Alfaadz Taqriib : al-Qaul al-Mukhtaar Fii Syarh Ghaayah al-Ikhtishar, hlm. 19.
Oleh: Bayu Widianto
Panggang, 04 Desember 2022