BERITA ISLAM

Mengenal Fitnah Kubur dan Malaikat Munkar Nakir

Telah banyak orang yang sudah mendahului kita menuju akhirat. Bahkan perbandingan orang yang sudah di alam kubur jauh lebih banyak dibanding orang yang masih hidup di dunia. Coba bayangkan mulai dari umat Nabi Adam As hingga umat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini sudah triliunan manusia yang sudah mati (hidup di alam kubur). Lihatlah orang hebat, para jutawan, para raja, semuanya mati dan tidak ada satu pun yang hidup kekal abadi di dunia ini. Termasuk kita, mau tidak mau, siap tidak siap, atau suka tidak suka, kita juga akan ke sana. Hal ini berdasarkan dalil al-Qur’an surah an-Nisa ayat 78 berikut:

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada kematian akan mendapatimu, sekalipun kamu berada di balik benteng yang kokoh”.

Persoalan pokoknya adalah bukan soal kematian itu sendiri, karena ia sudah menjadi suatu kepastian. Akan tetapi yang meski kita persoalkan adalah apa persiapan kita untuk menghadapi kematian. Kita perlu mempersiapkan segalanya sebelum terlambat karena sejatinya kita ini adalah anak-anak surga. Kita diciptakan untuk akhirat bukan dunia. Adapun dunia ini hanya sarana untuk ibadah, sarana untuk beramal kebajikan, yang hasilnya akan kita panen di akhirat kelak. Alam kubur adalah babak pertama alam akhirat.

Secara ringkas setelah ruh berpisah dari jasad, maka ruh tersebut akan dibawa oleh malaikat ke langit. Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang kondisi ruh seorang mukmin, dari Abu Hurairah ra’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا خَرَجَتْ رُوحُ الْمُؤْمِنِ تَلَقَّاهَا مَلَكَانِ يُصْعِدَانِهَا

“Apabila ruh seorang mukmin itu keluar jadi jasadnya, maka akan dibawa oleh dua sosok malaikat menuju langit”

Begitu juga ruhnya semua manusia baik yang beriman maupun yang tidak, ketika telah keluar dari jasadnya akan dibawa oleh dua sosok malaikat ke langit untuk menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala. Ringkasnya, ruh-ruh tersebut akan dikembalikan lagi ke jasadnya yang telah ditanam di bawah tanah. Ketika para peziarah telah beranjak pulang, datanglah dua sosok malaikat (Munkar dan Nakir). Di sinilah fitnah kubur dimulai.

Sebelum membahas lebih lanjut mari kita mengenal siapa malaikat Munkar dan Nakir itu? Munkar dan Nakir adalah dua sifat malaikat yang ditugaskan Allah menanyai setiap mayit yang baru memasuki alam kubur. Dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (1071), dari Abu Hurairah ra’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ

“Apabila mayit atau salah satu di antara kalian telah dikuburkan, maka akan datang dua sosok Malaikat yang wajahnya hitam dan biru, yakni Munkar dan Nakir”.

Kembali ke pembahasan awal tentang fitnah kubur, bahwa Malaikat Munkar dan Nakir datang dalam bentuk yang amat menyeramkan hingga dijelaskan wajahnya berwarna hitam dan biru, yang tujuannya adalah untuk membawa fitnah bagi si mayit.

Betapa beratnya bagi si mayit menjawab pertanyaan dari dua sosok malaikat yang amat menyeramkan. Coba bayangkan kita sendiri yang belum pernah sama sekali berbicara di hadapan khalayak umum, tiba-tiba disuruh berbicara di hadapan para hadirin yang mungkin di situ dihadiri oleh para pejabat. dll, betapa mengerikannya bukan?

Teks yang mungkin dari sejak kecil sudah kita hafal di luar kepala bisa habis seketika itu, dengan disertai badan gemetar dan keringat yang bercucuran. Hal ini sama seperti yang dialami oleh si mayit ketika didudukkan oleh dua sosok malaikat dengan wajah dan suara menyeramkan bak halilintar dengan membawa palu yang amat besar, yang menanyai tentang Allah, Agama Islam, dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Inilah yang dimaksud fitnah kubur. Meskipun jawaban tersebut sekarang sudah kita hafal di luar kepala, belum tentu nanti ketika berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir kita mampu untuk menjawab. Na’udzubillah min dzalik. Oleh karenanya dalam doa shalat jenazah disisipkan kalimat “Allahummaghfirlahuu/haa (Yaa Allah ampunilah dia), warhamhuu/haa (rahmatilah dia), wa ‘aafihii/haa (berilah keselamatan kepadanya, yaitu termasuk keselamatan dalam menjawab pertanyaan kubur).

Bagi orang beriman Allah Ta’ala akan memberikan keteguhan atasnya agar bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala dalam surah Ibrahim ayat 27:

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ

“Allah meneguhkan (hati dan lisan) orang mukmin dengan jawaban yang mantap baik di dunia dan akhirat”

Allah Ta’ala memberikan kemampuan bagi orang beriman untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang tentunya mantap dan tidak ragu-ragu.

Ketika seseorang berhasil lolos dari fitnah dan ujian kubur ini menjadi alamat atau tanda baginya bahwa ia adalah calon penghuni surga. Kemudian setelah itu kuburannya akan meluas seluas pandangan matanya dan terang benderang, ditemani oleh amalan berwujud manusia yang amat menawan dan menenangkan, pintu surga dibuka, dan aromanya sampai ke alam kubur. Maka jadilah alam kuburnya taman dari taman-taman surga, menunggu (transit) tidak terasa di dalamnya hingga tiba-tiba hari kiamat ditegakkan.

Adapun sebaliknya, orang yang berlawanan dari yang diterangkan di atas tidak akan mampu menjawab pertanyaan kubur sehingga ini menjadi alamat atau tanda ia adalah calon penghuni neraka. Ia akan merasa ketakukan, dan setiap kali tidak bisa menjawab pertanyaan maka akan dipukul pada kepalanya dengan palu yang jika seluruh jin dan manusia mengangkat palu tersebut tidak akan mampu. Kemudian setelah itu kuburannya akan menyempit, ditemani oleh amalan jelek berwujud manusia busuk, pintu neraka dibuka, dan aroma panasnya sampai ke alam kubur. Maka jadilah alam kuburnya lembah dari lembah-lembah neraka, menunggu (transit) terasa amat lama hingga hari kiamat ditegakkan.

Demikian penjelasan singkat dan ringkas ini, yang tentunya berdasarkan dalil-dalil baik hadits maupun al-Quran. Mari kita gunakan kesempatan hidup di dunia ini dengan sebaik-baiknya untuk terus menanam kebaikan. Semoga kita dan anggota keluarga kita semua selamat dari fitnah kubur. Aaamiin

Perlu dipahami kuburan dengan alam kubur itu berbeda. Sehingga tidak bisa kita teliti dengan alat apapun dan secanggih apapun. Wallahu a’lam.

 

Bayu Widianto

31 Agustus 2024,

Ponjong Gunungkidul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button